Sabtu, 19 November 2011

SUKU ANAK DALAM MENYATU DENGAN ALAM | Jambi Indonesia

Unik Dan Alami

Jika anda berkunjung ke Provinsi Jambi, mengamati kehidupan Suku Kubu atau Suku Anak Dalam (SAD) tentulah memiliki keasyikan tersendiri, seperti yang dilakukan Suku Kubu di Air Hitam, Kabupaten Sorolangun, Jambi. Kelompok Suku Kubu kawasan Air Hitam mempunyai cara khas untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Bukit 12 yang menjadi tempat hidup mereka dengan pola ‘Hompongan’.

“Semenjak 1998 kita orang rimba SAD yang mendiami TNB12 di Air Hitam ini sudah merintis terbentuknya ‘Hompongan’, yakni dengan menetapkan satu kawasan terluar hutan TNBD untuk jadi kawasan mencari nafkah. Keunikan dari suku tersebut terlihat dari kehidupan sehari-hari mulai dari cara perpakain, rumah sebagai tempat beristirahat yang alakadarnya, tapi mereka masih sangat perduli terhadap kelestarian hutan yang ada disekitar mereka. Bagaimana, apakah anda bisa melestarikan hutan juga tanpa merusaknya?, mari kita mulai dari sekarang untuk bersahabat dengan Alam agar Alam tidak murkah kepada kita. "Akan Timbul Kerusakan Di Daratan Dan Di Lautan Akibat Ulah Tangan Manusia."

 Banyak aturan yang ketat di sana. Pria asing boleh masuk hutan kalau ditemani pria rimba. Setiap masuk harus berteriak terlebih dahulu. Ado jentan kiuna (Ada laki-laki di sana?). Setelah mendapat jawaban, baru bisa masuk.


Pria yang harus tetap mengenakan penutup bawah. Jika melanggar, si pria juga akan didenda membayar sejumlah kain.Pria dan perempuan Suku Anak Dalam juga dilarang berduaan. Jika ketahuan, mereka akan dikawinkan paksa. Tapi, sebelumnya tubuh mereka akan dihujani pukulan rotan sebagai hukuman karena telah mempermalukan orang tua.Suku Anak Dalam tinggal di sebuah rumah godong. Luasnya sekitar 6 x 4 meter. Rumah itu biasanya didirikan kalau mereka membuka lahan, atau untuk menunggu panen. Dulu mereka hanya menanam ubi-ubian. Kini mereka sudah bisa menanam kelapa sawit.Rumah godong itu hanya digunakan untuk menyimpan makanan atau peralatan mereka. Untuk tidur, mereka biasa merebahkan badan di atas tanah. Sebagian membuat tenda dari terpal. Untuk mandi, mereka cukup mencelupkan tubuh ke kolam atau sungai. Tentunya tanpa sabun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar